![Mensos RI, Gus Ipul sangat yakin bahwa target penuntasan kemiskinan ekstrim bisa dicapai salah satunya melalui dukungan perguruan tinggi.](/images/foto-11-02-2025-02-16-01-3809.png)
Mensos RI, Gus Ipul sangat yakin bahwa target penuntasan kemiskinan ekstrim bisa dicapai salah satunya melalui dukungan perguruan tinggi.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Pemerintah menargetkan kemiskinan bisa turun di bawah lima persen (5%) pada 2029. Sementara untuk kemiskinan ekstrim yang jumlahnya 8,57 persen ditargetkan bisa tuntas sampai nol persen (0%) pada 2026.
Hal itu ditegaskan Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam acara MoU kerja sama Kemensos dan PTN-PTS se-Jawa Timur di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pada Senin, 10 Februari 2025.
Gus Ipul atau Gus Mensos memaparkan kondisi kemiskinan di Indonesia yang dalam 10 tahun terakhir hanya turun 2 digit dari 11,25 % tahun 2014 menjadi 9,36 % tahun 2023. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia, terbanyak berada di Pulau Jawa, 52,45 persen.
Sementara sebaran penduduk miskin di Pulau Jawa, yang paling banyak yaitu di Jawa Timur, 16,19 persen. Adapun kabupaten atau kota dengan penduduk miskin terbanyak (5 teratas) yaitu Malang, Jember, Sampang, Probolinggo, Sumenep, dan Bangkalan.
“Inilah nanti saya meminta dukungan semua perguruan tinggi untuk pengentasan kemiskinan,” ucapnya.
Kolaborasi PTN dan PTS dengan Kemensos dalam pengentasan kemiskinan ini salah satunya melalui program ‘Kampung Anti-Miskin.’ Dengan kolaborasi ini nanti dilakukan penelitian atau kajian, kemudian memetakan masalah dan potensi, lalu rekomendasi kebijakan dan rekomendasi intervensi.
![Gus Mensos menerima sepatu ‘bineka’ atau sisihan dari Cak Hasan, Rektor Unesa sekaligus Ketua FRI sebagai simbol keberagaman, dan kolaborasi untuk Indonesia cerdas dan sejahtera.](/images/foto-11-02-2025-02-16-20-6102.png)
Gus Mensos menerima sepatu ‘bineka’ atau sisihan dari Cak Hasan, Rektor Unesa sekaligus Ketua FRI sebagai simbol keberagaman, dan kolaborasi untuk Indonesia cerdas dan sejahtera.
Ada beberapa bentuk intervensi yang bisa dilakukan yaitu pembangunan rumah atau kampung, pembangunan fasilitas umum seperti masjid, pusat bisnis, penyediaan air bersih, sarana prasarana (sarpras) pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.
Perguruan tinggi nanti yang akan melakukan kajian, menghasilkan rekomendasi kebijakan sampai pada keterlibatan di level intervensi yang sifatnya menggandeng semua, baik itu akademisi, badan usaha, komunitas, hingga media.
Kampung Anti-Miskin ini fokus untuk pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kohesi sosial. Semua ini dilakukan dengan pendekatan terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang tentunya berbasis pada data yang saat ini tengah dipersiapkan.
“Sejak era Presiden Prabowo Subianto inilah, kami diperintah untuk membuat data menjadi satu kesatuan dalam bentuk data tunggal sosial ekonomi nasional atau DTSEN. Data ini akan terbit pertama kali dalam sejarah Indonesia yaitu data tunggal yang menjadi referensi seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah,” bebernya.
Rektor Unesa, Nurhasan atau Cak Hasan yang menahkodai Forum Rektor Indonesia (FRI) menyampaikan komitmennya untuk sama-sama mengentaskan kemiskinan di Jawa Timur pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
"Kerja sama ini tidak hanya penting, tetapi juga sangat vital dan strategis dalam menghadirkan solusi yang berkelanjutan," ucap guru besar ilmu keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa itu.
![Salah satu perwakilan perguruan tinggi di Jatim, Kepala LPPM Universitas Kristen Petra, Yusita Kusumarini merespons baik dan mengapresiasi kerja sama pengentasan kemiskinan ini.](/images/foto-11-02-2025-02-16-45-87.png)
Salah satu perwakilan perguruan tinggi di Jatim, Kepala LPPM Universitas Kristen Petra, Yusita Kusumarini merespons baik dan mengapresiasi kerja sama pengentasan kemiskinan ini.
Cak Hasan yakin, kolaborasi ini merupakan langkah yang tepat dalam percepatan penurunan kemiskinan di wilayah Jatim, dan dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kemiskinan ekstrim di Indonesia.
"Hari ini hadir 262 perguruan tinggi se-Jatim dan ini merupakan komitmen kami untuk mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, terutama prioritas kelima yaitu pemberantasan kemiskinan," ucap Cak Hasan.
Inisiasi kerja sama pengentasan kemiskinan ini direspons baik semua perguruan tinggi. Kepala LPPM Universitas Kristen Petra, Yusita Kusumarini, menyampaikan kerja sama merupakan inisiasi yang sangat baik, bisa menjadi pola yang perlu diikuti kementerian yang lain juga.
Dia berharap kerja sama ini bisa menjadi sinergi yang bisa mengakselerasi proses-proses di dalam perguruan tinggi. Seperti meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengabdian masyarakat, dalam hal ini mengentaskan kemiskinan.[*]
***
Tim Reporter: Andras Salmany Ramdan (Fisipol), Prismacintya (FBS), Septiarafi Gusti Putra (FBS), dan Fatimah Najmus Shofa (FBS).
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: