
Dekan Fisipol Unesa menyampaikan beberapa penguatan dalam seminar edukasi yang menyasar mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan IPS.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Program Studi (Prodi) S-1 Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol)Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar seminar "Siap Nikah Goes to Campus: My Father, My Hero."
Kegiatan yang berlangsung di Gedung I6 Fisipol, Kampus 1 Ketintang pada Kamis 17 April 2025 ini dihadiri Dekan Fisipol, Dr. Wiwik Sri Utami, M.P; dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., dan jajarannya, serta Koorprodi S-1 Pendidikan IPS, Nuansa Bayu Segara, S.Pd., M.Pd.
Seminar dihadiri mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan IPS angkatan 2024, dan sejumlah dosen. Dekan Fisipol, Wiwik Sri Utami dalam sambutannya menuturkan, kegiatan ini penting bagi mahasiswa untuk memahami seputar pernikahan sejak dini.
Bukan untuk mendorong mahasiswa agar menikah dini, tetapi untuk meningkatkan kesadaran tentang dunia pernikahan. Pernikahan adalah perjalanan panjang, karena itu harus dipahami dengan baik, dan disiapkan dengan matang.

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim menyampaikan tujuan kolaborasi dan edukasi tersebut untuk membentuk karakter dan meningkatkan kesadaran tentang peran orang tua dalam membentuk ketahanan keluarga.
Pernikahan mengubah status remaja atau anak muda menjadi suami atau istri, lalu menjadi bapak atau ibu dari anak-anaknya. Status itu bukan simbol, tetapi tanggung jawab yang membentuk dan menentukan identitas dan masa depan anaknya.
Ia menambahkan, setiap anak yang lahir ditentukan oleh siapa bapaknya, dan siapa ibunya. “Karena itu ada istilah, nasibmu tergantung ibumu, nasabmu tergantung ayahmu,” tukas dosen kelahiran Kediri itu.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ermawati menyampaikan bahwa edukasi tentang peran ayah dan ibu dan kesiapan menuju pernikahan sangat penting untuk diberikan sejak dini.
“Remaja yang mulai menginjak usia dewasa perlu dibekali pemahaman mengenai keluarga, terutama tentang peran seorang ayah. Ketika laki-laki memahami tanggung jawabnya, maka mereka akan menjadi ayah yang mampu memberi contoh baik.
Begitupun bagi perempuan, pemahaman ini juga penting sebagai bekal untuk memilih pasangan dan calon ayah bagi anak-anaknya nanti,” ujarnya.

Didampingi Ali Imron, S.Sos., M.A., sebagai moderator, pemateri dari BKKBN Jatim menyoroti fenomena fatherless di masyarakat sebagai renungan bagi remaja atau pemuda agar memahami dan matang dalam merencanakan pernikahan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), sebuah gerakan yang mengedepankan pentingnya peran ayah dalam pembentukan karakter anak dan ketahanan keluarga.
Beberapa mahasiswa secara sukarela menyampaikan kisah tentang sosok ayah dalam kehidupan mereka. Beberapa di antaranya tak mampu menyembunyikan emosi, menceritakan bagaimana kehadiran atau bahkan ketiadaan figur ayah membentuk jalan hidup dan cara pandang mereka.
***
Fonny Indri Hartanti, S.Psi., M.Psi., Penata Kependudukan dan KB, BKKBN Jawa Timur, yang juga menjadi penanggung jawab program remaja, memaparkan data seputar remaja. Sebanyak 33% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, tetapi hanya 4,3% orang tua yang mampu mengenali kondisi tersebut.

Kolaborasi Prodi S-1 Pendidikan IPS, Fisipol Unesa, dan BKKBN Jatim.
Ia juga menyoroti fenomena fatherless, yaitu kondisi ketika anak tumbuh tanpa peran ayah yang nyata dalam kehidupan mereka. Data ini harus menjadi bahan pertimbangan bagi remaja dan anak muda sekarang agar matang dalam merencanakan pernikahan.
Sinta, salah satu mahasiswi Prodi S-1 IPS, mengungkapkan kesannya mengikuti kegiatan ini. “Sosialisasi ini menjadi sebuah dorongan bagi saya untuk kembali mengingat peran ayah, pengorbanan, dan kasih sayangnya yang mungkin selama ini belum sepenuhnya saya sadari,” ucapnya.
Seminar ini dirangkai dengan penandatangan MoU kerja sama antara dekan Fisipol, koordinator S-1 Pendidikan IPS dengan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam membekali generasi muda dengan nilai-nilai keluarga, kesiapan pernikahan, dan seputar ketahanan keluarga.[*]
***
Reporter: Zerlina Aurellia (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: