![](/images/foto-29-05-2021-10-39-56-9196.png)
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya-Keterampilan menulis mahasiswa perlu ditingkatkan, karena itu Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Webinar Nasional Jurnalistik pada Jumat (28/05/2021). Kegiatan yang berlangsung secara daring ini mengundang tiga narasumber yaitu Narendra Prasetya, S.S., Fandis Nggarang, S. Pd., dan Samsul Kamar, S. Pd. Para narasumber tersebut merupakan alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa.
Dalam sambutannya, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman Dwi Imroatu Julaikah, S. Pd., M.Pd menyatakan bahwa selain berbagi informasi tentang kepenulisan maupun menjadi jurnalis yang profesional, kegiatan ini juga sebagai momentum membangun tali persaudaraan antar alumni dan mahasiswa di jurusan.
Sebagai alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman, Naredra Prasetya mengungkapkan bahwa lulusan bahasa asing seperti bahasa Jerman sangat berpotensi untuk menjadi seorang wartawan atau jurnalis. Jurnalis spesialis olahraga Jawa Pos ini menyebutkan kemampuan berbahasa asing inilah yang memudahkannya dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya.
"Membangun relasi dan lobi, mampu bekerja dalam tim dan keterampilan fotografi, merupakan bekal saya menjadi seorang jurnalis, semua pengalaman ini pernah saya dapatkan selama kuliah di sini (Unesa, red)," tambahnya.
Fandis Nggarang, Staff Ahli DPD RI ini menceritakan pengalaman menulisnya yang dimulai dari membaca buku dan menulis diari. Selama kuliah, ia aktif menulis artikel di Kompasiana, Qureta, Geotimes, dan Mojok. Tidak hanya itu, meskipun berlatar belakang Linguistik, Bahasa, dan Budaya, Ass Reseacher di Litbang Kompas ini juga bergelut dengan isu-isu Agraria. Pergulatan yang dialaminya ini dapat ia hubungkan dan salurkan melalui kesenangannya membaca dan menulis.
Sementara itu, Samsul Kamar, seorang novelis dan cerpenis asal Lombok ini menyebutkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat menulis, antaranya menentukan waktu, jadwal dan target menulis, memiliki kesadaran dalam menulis, menikmati prosesnya serta mampu menemukan jiwa, seperti menyendiri.
Di samping itu, masalah yang kerap kali timbul dalam proses menulis ialah waiters block. Lulusan tahun 2019 ini mengatakan bahwa kebuntuan dan kehabisan ide dalam menulis memang lumrah terjadi. Biasanya karena terlalu fokus pada hasil yang sempurna, membandingkan diri dengan karya lain dan ragu pada diri sendiri. "Kalau sudah begitu, saya biasanya jalan-jalan ke luar rumah sebentar, duduk di tepi sawah sambil melamun, biar pikiran lebih segar dan bisa dapat ide baru," tutupnya. (meds/zam)
Share It On: