
Sharing dan bedah buku bersama Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib; dan Direktur Hubungan Internasional Unesa, Asrori, bersama guru bantu yang mengajar di Australia.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sharing tentang penerimaan guru bantu di sekolah Australia dan bedah buku ”Praktik Mengajar di Australia” di Auditorium Fakultas Kedokteran, Unesa Kampus 2 Lidah Wetan pada Jumat, 14 Februari 2025.
Dalam sambutannya, Dwi Cahyo Kartiko, Wakil Rektor IV Unesa menyampaikan tentang kebutuhan guru di Australia yang menjadi peluang bagi Unesa untuk mengajar dan mengembangkan pengalaman.
“Selain peluang untuk dosen, juga tentu untuk guru-guru lulusan dan mahasiswa Unesa. Peluang ini perlu dijawab dengan baik karena ini menyangkut kepentingan lembaga dan negara,” ucapnya.

Wakil Rektor IV Unesa, Dwi Cahyo Kartiko menyambut baik peluang program ‘guru bantu’ untuk penguatan pengalaman dan kompetensi mahasiswa. Selain itu, juga untuk merawat hubungan baik Unesa dengan mitra dan pemerintah Australia.
Asrori, Direktur Urusan Internasional Unesa, mengatakan bahwa besarnya minat warga Australia terhadap budaya Indonesia menjadi alasan utama hadirnya program Guru Bantu di sana.
Program ini dapat dikonversi menjadi MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dalam skema PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan).
“Saat ini ada 620 sekolah yang mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Australia, tetapi mayoritas sekolah tersebut tidak memiliki native speaker bahasa Indonesia,” paparnya.

Kerja Sama penyiapan guru bantu di sekolah Australia dikemas dalam bentuk program PLP-MBKM Unesa.
Untuk itulah, kerja sama Unesa dan Atdikbud KBRI Canberra dengan menggandeng badan bahasa perlu direalisasikan. KBRI Canberra dan sekolah penerima akan menyediakan rumah tinggal untuk mahasiswa.
Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib menekankan program ini akan memberi pengalaman serta pemahaman tentang sistem pendidikan yang berbeda serta dapat menjadi jembatan guna meningkatkan internasionalisasi bahasa Indonesia di Australia.
“Buku ‘Praktik Mengajar di Australia’ ditulis oleh 29 orang yang pernah menjadi guru bantu. Buku ini berisi cerita pengalaman mengajar seperti pendekatan mengajar, manajemen waktu, bahkan mental health,” imbuhnya.

Buku ‘Praktik Mengajar di Australia’ bisa menjadi pegangan dan referensi bagi mahasiswa yang berminat mengikuti program mengajar di Australia maupun bagi mahasiswa bidang pendidikan pada umumnya.
M. Wildan Maulana Al Firdaus, sebagai salah satu guru bantu yang pernah mengajar di Trinity Christian School, Canberra menjelaskan pengalamannya di sana yang salah satu metodenya yaitu, pembelajaran 2 arah.
“Pengalaman mengajar di Australia membuka banyak perspektif dan pola pikir baru yang kemudian saya tuangkan ke dalam skripsi. Berkat pengalaman tersebut, saya bisa lulus dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang memuaskan,” bebernya
Agenda ini dihadiri oleh Atdikbud KBRI Canberra, wakil rektor dan direktur selingkung Unesa, serta 80 peserta secara luring dan 44 peserta secara daring dari berbagai prodi dan fakultas Unesa.[*]
***
Reporter: Diva Novana Widia Putri (FEB)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: