
Pemotongan pita dan talkshow menandai dimulainya ‘Pekan PPIS’ yang dihadiri jajaran pimpinan, dekan-wakil dekan, direktur-kasubdit, koorprodi, dosen, dan ratusan mahasiswa Unesa.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Pekan PPIS 2025 dengan tema “Wujudkan Unesa sebagai Kampus Sehat, Aman, dan Toleran” pada Senin--Rabu pekan depan, 21—30 April 2025.
Kegiatan dibuka dengan dengan Talkshow bertajuk ‘“Dari Gelap, Terang, ke Digital: Jalan Panjang Perjuangan Melawan Kekerasan” di Auditorium T14, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya, Senin (21/4/2025).
Pembukaan Pekan PPIS 2025 bertepatan dengan Hari Kartini sebagai momentum untuk memperkuat dan menggelorakan spirit dalam mewujudkan perguruan tinggi yang ramah dan nyaman, yang memungkinkan semua anak bangsa berkembang menjadi generasi yang berkualitas dan maju.
Lebih kurang 350 peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen, serta jajaran dekan, direktur hingga pimpinan hadir dalam gelar wicara yang diisi dua narasumber itu, yaitu Rojil Nugroho Bayu, Kasi IMBBN, dan Sjafiatul Mardliyah, Ketua Pusat Studi Gender LPPM Unesa.

Wakil Rektor II Unesa, Bachtiar Syaiful Bachri menegaskan bahwa Unesa berkomitmen tidak hanya untuk memastikan pencapaian akademik mahasiswa, tetapi juga rasa aman, rasa nyaman dalam mengembangkan diri dan kompetensi.
Direktur PPIS, Mutimmatul Faidah menyampaikan bahwa kegiatan ini menebarkan spirit perjuangan di Hari Kartini dalam meraih kebebasan, serta menjadikan perempuan Indonesia hebat dan bermartabat.
“Harapannya, kartini modern mampu menapaktilasi jejak perjuangan R.A Kartini dalam meraih kebebasan perempuan, serta menjadikan perempuan hebat, bermartabat, menghormati dan menghargai tubuhnya, terhormat dari pikiran yang terasah dan melambung menjadi generasi yang membawa Indonesia ke taraf kemajuan,” ucapnya.
Guru besar keislaman bidang tata rias Unesa itu menambahkan, perempuan memang tidak lagi berkutat pada urusan domestik, tetapi banyak yang berkiprah dan berkarier di berbagai sektor, termasuk digital.

Direktur PPIS, Mutimmatul Faidah menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memperkuat ekosistem kampus yang ramah dan nyaman bagi semua, serta menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam mewujudkan perempuan Indonesia yang hebat, berdaya, dan bermartabat.
Tantangannya era digital sekarang ialah mampukah perempuan menghormati dan menghargai tubuhnya sehingga tidak sebagai komoditas publik di jagat maya. Untuk itulah, melalui Pekan PPIS, Mutimatul Faidah mengajak civitas dan masyarakat untuk melawan segala bentuk kekerasan di ruang digital.
“Kartini modern di era digital adalah perempuan-perempuan yang cakap dalam literasi, mampu mengekspresikan ruang nyaman untuk dirinya sendiri, sehingga tidak akan menjadi korban maupun pelaku kekerasan, dan bijak bersosial media,” tegasnya.
Kegiatan ini diapresiasi pimpinan. Wakil Rektor Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya, dan Usaha, Bachtiar Syaiful Bachri menyampaikan, Pekan PPIS atau Pekan Kampanye Anti-Kekerasan ini merupakan bagian dari tindakan preverentif dalam mencegah kekerasan.

Jadwal dan berbagai jenis kegiatan ‘Pekan PPIS’ selama sepekan ke depan.
Dengan talkshow atau gelar wicara yang dilakukan hari ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan meningkatkan kesadaran civitas tentang celah dan motif terjadinya kekerasan serta memahami cara mengantisipasi berbagai tindakan kekerasan.
“Sebagaimana arahan Cak Hasan, dosen atau civitas tidak hanya bertanggung jawab pada aspek akademik mahasiswa. Namun, juga memastikan kenyamanan, dan keamanan dari segala bentuk kekerasan,” ucap guru besar pengembangan kurikulum itu.
Tambahan, selama satu pekan ke depan, Pekan PPIS mempersembahkan berbagai kegiatan sosialisasi, kampanye anti-kekerasan dan narkotika, pengembangan diri, hingga pelatihan kompetensi yang menyasar semua mahasiswa dan civitas.[*]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: