
Desak Made Anggraeni merupakan lulusan pertama Program Doktor Pendidikan Sains jalur riset. Ketekunan, kerja keras, dan kedisiplinannya terbayar lunas melalui capaian yang membanggakan; IPK sempurna, publikasi maksimal, dan penghargaan.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Desak Made Anggraeni tampak bahagia bersama keluarganya dalam gelaran wisuda ke-113 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Graha Unesa, pada Rabu, 19 Februari 2025 lalu. Pasalnya, dia berhasil mendapat penghargaan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 4.00.
Perempuan yang akrab disapa Desak itu merupakan wisudawan dari Program S-3 Pendidikan Sains. Pada prodi tersebut, dia merupakan mahasiswa doktor jalur riset yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2,5 tahun atau 5 semester.
Istimewanya lagi, ibu dari tiga anak itu sukses menerbitkan artikel ilmiah di jurnal Scopus Q1, Thinking Skills and Creativity. Publikasi ini menjadi tonggak penting bagi perjalanan akademik, riset dan keilmuannya.
Tentu, capaian studi dan risetnya ini tidak seperti membalikkan telapak tangan, tetapi butuh ketekunan, dan kerja keras. Ibu tiga anak itu dituntut membagi waktu antara kuliah, mengajar, dan urusan keluarga.
Ia mengajar sebagai dosen di Universitas Katolik Weetebula, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) sembari memenuhi tuntutan akademik doktornya. Waktunya semakin padat ketika memasuki tahap penelitian yang mengharuskannya bolak-balik Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur.

Desak Made Anggraeni, wisudawan terbaik Unesa bersama keluarga tercinta.
“Waktu adalah tantangan terbesar bagi saya. Biasanya, saya menulis artikel di jam-jam dini hari, antara pukul 2 sampai 5 pagi, karena pada siang hari saya harus mengajar dan mengurus keluarga,” ungkapnya.
Kendati begitu, ia berhasil melewati berbagai tantangan tersebut. Motivasinya dalam studi selain keluarga, juga atas dorongan pembimbingnya, yang secara rutin memotivasi dan memberikan bimbingan.
Ia menerangkan, artikelnya yang tembus Q1 berjudul “Systematic Review of Problem Based Learning Research in Fostering Critical Thinking Skills”.
“Awalnya saya hanya berharap bisa masuk jurnal Q4, tetapi dorongan dari promotor dan co-promotor membuat saya berani mencoba ke jurnal Q1 Elsevier. Saya sangat bersyukur artikelnya diterima,” ucapnya bangga.
Penelitian yang ia kembangkan berfokus pada pengembangan model pembelajaran mind mapping science blended atau MMSB berbasis Moodle untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Ia berencana menerapkan model pembelajaran ini ke komunitas guru di daerah asalnya, NTT.[*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP), dan Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Editor: @zam*
Dokumentasi: Desak Made Anggraeni
Share It On: