
Syaibah Rasyiida Sholica, peserta tes yang terpaksa datang dengan alat pacu jantung karena mengalami aritmia, penyakit jantung bawaan atau PJB dari mendiang ayah.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Semangat tak pantang menyerah ditunjukan Syaibah Rasyiida Sholica, peserta tes UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) di Laboratorium Komputer Fakultas Psikologi (Fpsi) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kampus 2 Lidah Wetan, pada Senin, 28 April 2025.
Peserta yang akrab disapa Rasyiida itu tampak antusias mengikuti tes sesi pagi kendati dengan kondisi mengalami permasalahan jantung. Ya, Rasyiida mengalami aritmia atau gangguan irama atau detak jantung tidak teratur, sehingga menggunakan alat pacu jantung atau pacemaker.
Usai tes, ia menceritakan kondisinya. Ternyata, ia terdiagnosa menderita aritmia sejak duduk di bangku TK, yang disebabkan karena bawaan atau disebut penyakit jantung bawaan (PJB).
“Bawaan dari lahir. Ayah saya berprofesi sebagai tukang, meninggal karena penyakit jantung. Jadi saya bersama saudara yang lain dibesarkan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga,” ucapnya.
Alumnus SMK YPM 3 Taman itu memilih Prodi D-4 Keuangan dan Perbankan Universitas Airlangga (Unair), dan S-1 Ekonomi Islam serta S-1 PGSD Unesa pada jalur UTBK. Dia berharap, hasil tesnya tersebut maksimal sehingga bisa diterima di prodi impiannya tersebut.
“Harapan terbesar saya, tentunya diterima UTBK di pilihan terbaik yang menjadi rezeki saya. Kalaupun memang belum menjadi takdir saya, gap year satu-satunya jalan untuk kembali mengejar UTBK tahun depan,” tukasnya.
Terkait kondisi peserta tersebut, tim medis dan tim skrining di lokasi sudah melakukan pemeriksaan kesehatan peserta yang bersangkutan dan juga memastikan bahwa alat pacu jantung yang dibawa tidak terindikasi sebagai alat penyadap atau perekam, dan sejenisnya.
***

Muhammad Rofiq Prasetyo (kiri) dan Muhammad Fauzan Atallah (kanan) peserta UTBK di Unesa.
Antusiasme juga ditunjukkan peserta lainnya yang datang dari luar daerah. Muhammad Rofiq Prasetyo, peserta asal Jawa Tengah datang ikut tes dengan harapan besar diterima di Unesa untuk membanggakan kedua orang tuanya.
Agar bisa lolos, ia mengatakan sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan belajar, latihan mengerjakan soal, termasuk ikut simulasi untuk memahami komponen materi ujian. “Saya rasa sudah maksimal, semoga bisa lolos,” ucapnya penuh harap.
Muhammad Fauzan Atallah, peserta yang memilih ITB dan UI pada UTBK tetapi tes di Unesa menyampaikan persiapannya agar bisa lolos di kampus impiannya tersebut. Persiapan dilakukan dengan belajar menjawab soal-soal berdasarkan jenis materi tes.
Ia mengungkapkan pengalamannya tes di Unesa. “Tesnya lancar dan nyaman. Semoga saya bisa diterima di kampus pilihan saya. Saya tes di sini (Unesa), karena orang tua menetap di Surabaya untuk urusan pekerjaan,” ucapnya.[*]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS), dan Ajwa Elizia Alwi (FBS)/Tim Liputan UTBK Unesa
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: