
Yuk, mulai bangun kebiasaan berolahraga atau beraktivitas fisik. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? (Foto: rawpixel.com/Freepik.com)
Unesa.ac.id. SURABAYA—Bulan puasa bisa menjadi momentum untuk membentuk badan ideal atau menurunkan berat badan. Untuk itu, mumpung Ramadan masih belasan hari, manfaatkan untuk memperbaiki pola hidup, berolahraga atau beraktivitas fisik, stop ‘mageran’ atau bermalas-malasan.
Tidak ada ruginya membangun kebiasaan olahraga, justru itu sebagai investasi kesehatan jangka panjang. Nah, ketika berolahraga, terutama saat puasa, sebaiknya memperhatikan jenis dan durasi olahraga yang sesuai, agar tidak berpotensi membatalkan puasa.
Kunjung Ashadi, Koordinator Program Studi (Prodi) D-4 Kepelatihan Olahraga, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merekomendasikan beberapa jenis olahraga yang cocok dilakukan pada bulan puasa.
Pertama, latihan kekuatan atau beban yang bisa dilakukan dengan intensitas ringan hingga menengah dengan volume lebih rendah. Kedua, bisa juga dengan latihan kardio ringan seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan senam.
Ketiga, latihan fleksibilitas juga dianjurkan seperti yoga, pilates, atau peregangan mandiri seperti cium lutut, cobra pose, dan sikap bajak. Intensitas latihan bisa dijaga pada level 5–7 dari skala 1–10 (skala Borg atau Rate of Perceived Exertion).
“Jika tubuh merasa latihan terlalu berat, maka intensitas perlu diturunkan,” ujar dosen kelahiran Malang itu.
Kunjung Ashadi tidak menyarankan latihan HIIT atau olahraga intensitas tinggi, dan durasi yang terlalu lama di bulan Ramadan, sebab membutuhkan energi besar, menguras tenaga, dan berpotensi menyebabkan dehidrasi.
Jika mengalami lemas atau pusing saat berolahraga, beberapa langkah dapat dilakukan, seperti menurunkan intensitas latihan, menghentikan olahraga dan beristirahat, atau melanjutkan latihan dengan intensitas lebih rendah.
Kapan waktu terbaik untuk berolahraga bulan Ramadan? Pertama, sebelum berbuka (30–60 menit sebelum magrib). Bisa dengan latihan ringan hingga sedang untuk menghindari dehidrasi.
Kedua, setelah berbuka (1–2 jam setelah makan ringan). Ini merupakan waktu terbaik untuk latihan beban, karena tubuh telah menerima asupan energi.
Ketiga, setelah tarawih. Waktu ini sebagai alternatif bagi yang tidak sempat berolahraga sebelum berbuka. “Hindari berolahraga pada siang atau saat cuaca panas, karena bisa dehidrasi. Setelah sahur juga tidak direkomendasikan,” bebernya.
Di luar itu, kata Kunjung Ashadi, jenis dan durasi olahraga bisa disesuai dengan kemampuan masing-masing. Dia mengingatkan juga selain olahraga, pola makan seperti asupan, pola istirahat juga perlu diperhatikan.[]
***
Reporter: Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: rawpixel.com/Freepik.com
Share It On: