![FOTO: Mahasiswa Japres keagamaan MTQ, Muchammad Alfin Syawaludin saat melakukan pengabdian masyarakat sebagai khotib di Masjid Darur Rahman, Perum Satelit Menganti Gresik.](/images/foto-09-02-2025-08-34-18-6502.png)
FOTO: Mahasiswa Japres keagamaan MTQ, Muchammad Alfin Syawaludin saat melakukan pengabdian masyarakat sebagai khotib di Masjid Darur Rahman, Perum Satelit Menganti Gresik.
Unesa.ac.id, SURABAYA- Muchammad Alfin Syawaludin atau yang akrab disapa Ustad Alfin merupakan salah satu mahasiswa Unesa dari Jalur Prestasi (Japres) Keagamaan Islam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Mahasiswa Prodi S-1 Psikologi, Fakultas Psikologi, Unesa itu kini menjalani program pengabdian masyarakat sebagai khotib, imam masjid, hingga menjadi guru ngaji di Masjid Darur Rahman, Perum Satelit Menganti Gresik.
“Pengabdian ini modelnya adalah kita hadir ketika diminta untuk mengisi khutbah, atau mengajar anak-anak mengaji, atau untuk memberikan dakwah dan lain-lain. Jadi, sistemnya adalah fleksibel, dan ini wajib bagi mahasiswa-mahasiswa jalur prestasi keagamaan,” tuturnya.
Alfin menceritakan, sebelum pengabdian, ia pernah menjadi marbot selama 10 bulan di salah satu masjid di Kecamatan Taman, Sidoarjo. Ia mengakui ada tantangan yang harus dihadapi, yakni harus bisa menyeimbangkan waktu (balance) antara pengabdian keagamaan dengan kegiatan perkuliahan.
“Saya asli Surabaya, tepatnya di Gunung Anyar. Lokasi pengabdian saya di Menganti Gresik. Karena jarak rumah cukup jauh, saya sering juga menginap di kos teman di Lidah Kulon ketika akan ada kuliah di kampus. Ketika ada kuliah mendadak, maka saya akan mengutamakan berkuliah,” terang Alfian.
![Foto: Selain menjadi khotib, kegiatan lainnya adalah mengajar ngaji, berdakwah dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya.](/images/foto-09-02-2025-08-34-39-8537.png)
Foto: Selain menjadi khotib, kegiatan lainnya adalah mengajar ngaji, berdakwah dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya.
Putra dari pasangan Abdul Wahid dan Laili Maf’ulah itu menceritakan bagaimana awal mula lolos Unesa melalui jalur prestasi keagamaan. Jalur prestasi keagamaan Islam Unesa terbagi menjadi tiga yaitu jalur tahfidz (hafalan) Al Qur’an, jalur pesantren (baca kitab kuning), dan jalur MTQ atau tilawah.
“Saya masuk jalur MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an). Dulu, pernah mencoba SNBP dan SNBT, tetapi tidak lolos. Saya memperjuangkan ingin masuk psikologi. Saya memang backgroundnya anak pesantren,” terang alumnus Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang,” jelasnya.
Alfian mengatakan mendapat informasi dari kakak kelasnya yang juga lolos jalur prestasi keagamaan Unesa ketika mondok untuk mendaftar melalui program prestasi keagamaan Islam jalur MTQ.
Tidak hanya berbekal tangan kosong untuk mendaftar jalur MTQ, Alfian juga memiliki segudang prestasi, di antaranya Juara 1 MTQ tingkat Kabupaten Jombang (2022), Juara 1 MTQ tingkat Kota Surabaya Porsema Ma’arif (2020), Juara 3 Festival Banjari Se-Jawa Timur (2020), dan Juara 1 Essay Nasional Dies Natalis STAIRUA Sampang (2024)
“Tahapan seleksi japres MTQ yang pertama adalah tes online bidang potensi akademik dan potensi skolastik, kemudian tes MTQ langsung membaca Al Qur’an dengan qiroah dan MTQ secara luring di Unesa. Tahap paling sulit menurut saya adalah ketika tes online karena saya harus beradaptasi menjawab soal-soalnya dan harus belajar juga karena saya dari pondok,” ucapnya
![Foto: Ustadz Alfin saat mengisi acara sebagai qori’ dalam acara malam tirakatan dan tasyakuran HUT RI.](/images/foto-09-02-2025-08-35-09-3464.png)
Foto: Ustadz Alfin saat mengisi acara sebagai qori’ dalam acara malam tirakatan dan tasyakuran HUT RI.
Alfin mengatakan sudah mondok sejak SMP di salah satu pondok Al-Qur’an di Surabaya. Saat SMA, ia pindah mondok di Bahrul Ulum, Jombang. Alfin berharap agar teman-teman yang lain, terutama teman-teman Japres bisa mengabdi dengan sepenuh hati.
“Tidak semua mahasiswa mampu memberikan pengabdian bermanfaat bagi masyarakat dan ikut berjuang bagi agama,” tandas mahasiswa yang juga Koordinator Mahasiswa Japres Keagamaan Islam Unesa tahun 2024-2025 itu.
Sementara itu, di tempat terpisah, Pembina Mahasiswa Japres Unesa, Ahmad Bashri, S.Pd., M.Si mengatakan bahwa tujuan program mahasiswa japres mengabdi adalah untuk membentuk pribadi yang peka terhadap kebutuhan sosial-keagamaan di masyarakat.
“Potensi dan pengalaman para mahasiswa japres perlu selalu dikembangkan melalui praktik langsung di masyarakat,” bebernya.
Dosen kelahiran Gresik itu berharap, melalui program mahasiswa japres mengabdi akan terbentuk jiwa sosial-keagamaan yang tangguh dan berdedikasi tinggi untuk umat.
“Ke depan, kami akan melakukan melalui program yang lebih bervariasi, dan tentu dengan jumlah yang lebih banyak sesuai potensi yang ada,” pungkas Bashri.
Penulis: Azhar/Sir
Editor: @Basyir
Share It On: